28 Januari 2009

PuisiUntukPapah

Ya Allah,
Di saat kami sedang menyongsong tahun baru
Di saat kami sedang mengharap cita-cita baru
Dengan semangat papah yang masih menggebu
Engkau mempunyai rencana lain…

Di tahun baru 2009 suasana berganti penuh haru
1 Januari yang menjadi kelabu
Malaikan Izrail mencabut nyawanya
Diantara lafazh-lafazh Allah yang mengiringi kepergiannya

Kami ikhlas atas kepergiannya…
Biarkanlah papah dan mamah tenang di alamnya
Itulah yang Engkau berikan untuk kami
Sesuatu yang terbaik yang telah Engkau fahami

Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya,
atas didikan tulus mereka kepada kami
Dan berilah pahala yang besar
atas kasih sayang yang mereka limpahkan kepada kami

Peliharalah mereka sebagaimana mereka
memelihara kami
Gugurkanlah dosa-dosanya sebagaimana mereka
memaafkan dosa-dosa kami
Maka jadikanlah itu semua bertambahnya pahala atas
kebaikan mereka

Ya Allah,
Izinkanlah kami menjadi anak yang sholeh dan sholehah
sehingga lantunan doa kami bisa terdengar oleh-Mu
Izinkanlah kami menjadi anak yang selalu berada di jalan-Mu
sehingga kami semua dapat berkumpul bersama di tempat
kediaman yang dinaungi kemulian serta rahmat-Mu

Sesungguhnya Engkaulah yang memiliki Kurnia
Maha Agung, serta anugerah yang tak berakhir
dan Engkaulah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Amin Ya Rabbal Alamin

16 Januari 2009

YangTertinggal


" Nadya: Engki...engkau adalah kakekku yang paling kucinta...sehari-hari aku bersama dirimu, sehari-hari aku menemani kemana engkau pergi, setiap saat kau selalu memanggil diriku untuk menemanimu. Sekarang...tiada lagi suaramu yang memanggil namaku, tiada lagi canda tawamu. Aku hanya bisa berdoa, semoga engkau tenang di alam sana....Amin"


" Suamiku dan Nadya, anakku, cucu yang paling kehilangan kakeknya yang sehari-hari bersamanya "


" Jumat, 02 Januari 2009, pemakaman papahku "


" Ulang Tahun ke-67, 04 November 2008, di Rumah sakit Advent "



" Ulang tahun Nadya ke-3, 07 November 2008 "

10 Januari 2009

Sepiiiiiii…




Sepuluh hari sudah papah meninggalkan aku, kakakku, suamiku, anakku, dan seluruh keluarga besar kami…apa yang terlintas dalam benakku saat ini adalah sepi….., sunyi senyap…! Rumah peninggalan papahku yang sudah aku tempati berpuluh-puluh tahun terlihat lenggang…tak ada kehidupuan selain aku, anakku dan dua ekor kucing, 7 ikan di akuarium air laut, 15 ikan di kolam ikan air tawar serta 1 ekor burung…
Saat kulirik kamar papah, tidak ada aktivitas kehidupan. Papah yang biasa terbaring lemah di kamar, menonton tv atau merasa dingin menusuk tubuhnya dengan selimut tebalnya, sudah hilang dalam pandanganku…Atau papah yang biasanya bekerja di teras belakang, karena papah adalah seniman, beliau setiap harinya menciptakan kreasinya sendiri di teras belalakng. Tapi disana juga sunyi..tak ada suara ketok palu, atau suara gergaji yang biasanya menghiasi hari-hari kami.

Oh my god, untuk saat ini akau masih belum percaya papah telah meninggalkan kami untuk selama-lamanya…. Ya Allah, apakah aku salah dan berdosa jika dalam hati kecilku aku tidak ingin papa pergi untuk selama-lamanya????
Ada yang belum gue ceritaian, pada waktu malam menjelang tahun baru. Karena tidak ada yang menjaga rumah, aku , suamiku dan anakku tidak menjaga papa di rumah sakit, tapi kami tetap siap siaga di rumah, aku sudah memakai baju pergi, jadi kalo ada apa-apa tinggal berangkat. Tapi karena sampai jam 12 tidak ada kabar mengkhawatirkan maka tertidurlah aku… di saat itulah aku bermimpi, papa sudah memakai baju yang bagus dan rapih…aku tanya: papa mau kemana??? Beliau menjawab mau pergi. Mau ketemu mama? Beliau menganggguk. Dan terjagalah aku saat itu…Oh God…apa benar mimpiku itu…??? Feelingku saat itu mengatakan sepertinya iyah, papah benar-benar akan meninggalkan kami…

Friends, gua gatau harus nulis apalagi…karena gue udah kehilangan dua manusia ciptaan Allah yang telah membuat gue ada di dunia ini. Di umur 27, gue dah kehilangan mama dan 3 tahun kemudian papa menyusulnya….terus terang aku sepertinya belum siap untuk ditinggalkan kedua orangtuaku. Yang pertama, aku anak bungsu yang manja. Yang kedua, aku belum maksimal mengurus dan menjaga papaku ( alhamdulillah, aku merasa telah cukup menjaga mama) . Yang ketiga, aku masih membutuhkan mereka, walaupun aku sudah ada suami, tapi benar-benatr tidak ada yang bisa menggantikan kasih sayang mereka. Yang terakhir, papa berat untuk meninggalkan aku…( itu yang papa selalu katakan di akhir hayatnya), karena mungkin dalam hati kecilku aku juga berat untuk kehilangan apa… tapi, itu yang dimau Tuhan. Allah yang berkuasa atas segalanya. Kita hanya manusia biasa yang hanya bisa berencana, tapi Allah lah yang menentukan…benar-benar dengan kejadian ini membuat aku lebih dewasa dan semakin matang dalam menjalani hidup.

Terimakasih Tuhan atas karunia dan rezki yang telah Engka berikan kepadaku dan keluargaku… mungkin engkau telah memberikan yang terbaik untuk kedua orang tuaku. Saat ini aku hanya berusaha menjadi anak yang sholehah agar doaku bisa terdengar olehMu dan sampai pada kedua orangtuaku.
“Rabbigfirli waliwalidaya warham ghuma kama rabbaya nishagirra….”

05 Januari 2009

InMemoriam


" Tempat yang ditinggalkan, Galeri"


" Papah beserta orang-orang yang Ditinggalkannya"


" Lebaran 2007"



" November 2008 (One Month Before Die) "


" In Happiness, Puteri Duyung 2007"


" Tahun Baru 2008 ( setahun sebelum meninggal) "

DarkNewYearEve

Taun baru yang kelam

Sepanjang sejarah hidup gue, baru kali ini gue mengalami malam tahun baru yang begitu kelam…kelam abis, kelabu bahkan hitammmmmmmmmmmmmmm!!!!

UGD
Sejak tanggal 14 November 2008 bokap gue di rawat di Rs.Advent Bandung setelah kesian kalinya. Entah kenapa pada saat gue dan kakakku nganter ke UGD Advent, ada perasaan beda dalam hati gue ini. Yang pertama, waktu melihat wujud papahku terbaring di UGD, kok auranya aneh yah…liat papahku yang lemes dan badan kuning gituh, gak seperti bisanya. Yang kedua, masih di UGD, gue dapet telpon dari suamiku yang ngasih kabar buruk bahwa anak buahnya meninggal tiba-tiba setengah jam setelah pulang kantor akibat kecelakaan di jalan raya by-pass. Yang ketiga, setelah pindah dari UGD ke kamar biasa, papahklu langsung bilang ma gue bahwa buat apa dia hidup lagi…, gini nih omongannya: “Tie..dipikir-pikir buat apa papah hidup …semuanya yang harus dilakukan papah udah pada beres, anak-anak udah pada nikah, cucu-cucu udah gede, perusahaan udah ada yang pegang, buat apa coba papah hidup lagi…malah nyusahin keluar-masuk rumah sakit terus….”. Gitulah intinya apa yang diomongin bokap gue, tapi gue berusaha ngebesarin hati bokap gue, bahwa jangan ngomong yang aneh-aneh, kita ngomong yang positif-positif aja yukkkssss, gitu yang gue bilang waktu itu…
Di sela-sela gue nunggu bokap gue di rumah sakit, dia bilang berkali-kaliu ma gue:
“Tie…kamu harus siap mental yah ditinggal papah….!”. Trus aku tanya, emang knapa pa, papa mau kemana??? Beliau bilang, “ kalau papa meninggal gimana…?” Deg. Jantungku tersentak lagi, kok bokap gue ngomong aneh-aneh lagi… tapi gue berusaha positive thingking bahwa itu adalah omongan orang yang lagi frustasi ama penyakitnya alias depresi. Tapi ternyata….. omongan bokap gue saat itu BENAR!!!


ICU
Sembilan hari kemudian, tepatnya tanggal 23 Desember, papahku drop, tekanan darahnya kurang lebih 60/40, wah…gawat darurat neh…akhirnya dokter datang, dan memberi kabar yang super duper membuat gue juga ikutan drop kaliii tekanan darahnya, yaitu bokap gue harus masuk ICU. Tauk kaliiiiii yang masuk ICU tuh…bisa keluar dengan selamat atau bisa berakhir di situ juga. Oh..God, cobaan apa lagi ini….Apakah kejadian saat dokter memvonis mamahku harus ke ICU dan tidak akan kembali lagi, harus terulang???????? Dan satu hal lagi, bokap gue memberi pesan pada gue , “ Tie..kalo papa meninggal jangan nangis yah…pokoknya gak ada anak-anak papah yang nangis meraung-raung, papah gak suka….!”. Entah apalagi yang akan diucapkan bokap gue yang pasti bokap gue harus meininggalkan kamar lama dan masuk ICU.
Penantian berdebar-debar selama 6 hari di UCU, sungguh mencekam…..hari demi hari seluruh keluarga menanti bokap gue secara bergantian, ada yang tidur di ruang tunggu ato di mobil, pokoknya kita gamau kalau bokap meninggalkan kita sendirian di ruangan mencekam itu.

I Love You Good Bye
Dan akhirnya, memang Tuhanlah yang menentukan… di saat orang-orang sedang berpesta hura-hura menyambut malam tahun baru, kita semua super tegang dengan melihat kondisi bokap gue yang memburuk… dimulai dengan denyut jantung yang naik dengan dasyat dan kaki papah yang sudah mulai mendingin, angka di mesin 123, 125, 127 dan kian lama kian rendah samapai akhirnya suara mesin penghitung denyut jantung berdenging, ngingggggggggggggggg menuju angka nol!!!!!

Oh god, akhirnya engkau mangambil ayahku di tahun baru 2009, pada malam jum’at. Lantunan ayat2 yasin dan tahlil dari suara gue, 4 kakak gue, tante. Om, uwak, keponakan semua yang ada di rumah sakit berubah menjadi tangisan dan jeritan pilu.
Dan aku hanya meneteskan air mata denganmenahan kesedihan yang sangat, karena aku sudah berjanji tidak akan menangis meraung-raung untuk melepaskan papah… The One And The Only Father In My Live.

Rest In Peace My Beloved Dad……

Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojjiun

1 Januari 2009

Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojjiun
Telah Berpulang Ke Rahmatullah Dengan Tenang, Ayah & Kakek Kami Tercinta:

H.Herry Hermawan Dalam Usia 67 Tahun

Di Rumah Sakit Advent Pada Hari Kamis Tanggal 1 Januari 2009 Pukul 18.58

Semoga Almarhum Di Terima Di Sisi Allah Dan Diampuni Dosanya. Amin

Terima kasih sebesar-besarnya kepada semua fihak yang telah membantu selama almarhum sakit sampai wafatnya, baik dari segi moril maupun materiil.